
Salah satu suku terbesar di Indonesia menginspirasi lahirnya motor kustom ini yakni Batak dengan berbagai macam marga di dalamnya. Ndra King membalut Harley-Davidson Shovelhead 1976 dengan nama Bangso Batak dengan karakter petualang yang terbuka, keras dan apa adanya. “Biar kambing di kampung sendiri, tapi naga di perantauan”.
Dengan semangat itu, sang pemilik merealisasikan sebuah maha karya dari hasil perjalanan petualangan rasa suka, duka, pahit, dan bahagia dalam kehidupan. Dibantu oleh Ndra King yang dipercaya untuk menggarap Harley-Davidson Shovelhead 1976 dengan melibatkan para karibnya seperti springer yang dibuatkan khusus oleh Kweni Chopper Yogyakarta (Cak Ace).

Kemitraan lain dijalin dengan para penggiat kustom di Thailand, seperti tangki dipesan khusus dari Chit Custom, lalu untuk wheel set depan juga beberapa part lainnya dari Dong Racing Thailand. Sementara fender dipesan dari Mika Motorcycle di daerah Depok.
Dilanjutkan pengerjaan Custom Painting oleh Yudi 3D dan Lokalhiro dengan konsep mitologi 8 Naga dari patung Big Budha di Pattaya, Thailand. Gambar tersebut menggambarkan seluruh emosi dan semangat dari segala kesulitan yang sedang dihadapi. Gambar 8 Naga juga menggambarkan semangat keberanian, patang menyerah atau juga dikenal dengan sebutan 8 Naga Penjaga Dewa.
Hand graffing pun dikerjakan dengan motif perpaduan khas batak dan motif Thailand, sebuah karya dari perpaduan budaya dan persahabatan dua negara. Dengan rasa suka, duka, pahit, bahagia serta pengalaman dalam kehidupan. Satu perjalanan panjang yang dilalui selama pembuatan Bangso Batak.