
Sejak tahun 2017, Harun Nur Cahyono memang sudah punya angan-angan untuk memiliki sebuah motor kustom. Dan sejak saat itu pula dirinya sudah mengumpulkan part-part yang bakal diaplikasi ke motor kustomnya kelak. Ia akui sejak lama sudah menyukai dengan hal-hal yang berbau modifikasi dan selalu ingin punya yang orang lain tidak punya. Tentu saja disesuaikan dengan kemampuan baik ide maupun financial. “Ketika saya sudah berhasil membeli si Verza ditahun 2018, 3 hari setelah turun dari dealer motor ini langsung masuk ke bengkel untuk eksekusi rubahan,dan motor selesai sebelum STNK jadi,” buka Harun

Tema yang ia pilih mengacu ke aliran scrambler khususnya Ducati Scrambler dan Triumph Scrambler. Dengan alasan sesuai dengan apa yang ia butuhkan pada motor custom seperti keperluan digunakan harian maupun touring. Menurutnya style scrambler itu simpel, mudah membaur dengan kondisi jalan Indonesia, tema tersebut juga terasa “urban” karena menggabungkan unsur motor “vintage style” dan “trail”. Kawasaki W175 yang berkonsep “vintage style” disebut juga,menjadi salah satu kiblat dalam segi kelengkapan pendukung berkendara seperti penempatan nopol dan spion.

Pada bagian rangka yang ia kustom hanya bagian subframe saja. Karena bagian depan tidak merubah posisi mesin dan juga bagian bawaan motor seperti tempat accu dan box filter masih terpasang seperti bawaan pabrik. Bagian mesin dirasa cukup dengan tenaga yang dimiliki mesin motor ini jadi tidak dilakukan perubahan apapun.

Pada bagian kaki-kaki masih menggunakan Hub bawaan dari Honda Verza. Velg upgrade ke ukuran lebih besar. Karena mengusung tema scrambler tak lengkap rasanya tanpa ban dual purpose, untuk itu daplikasikan Metzeler Karoo 3 150/70 dibagian belakang dan Metzeler Sahara 130/80 dibagian depan. Front fork dibekali limbah motor lain, Swingarm original Verza yg dikustom. Dan rear shock yang masih menggunakan original Honda Verza

Reflektor headlamp memakai produk Autopal dengan diameter 7inc dibalur cover dari bawaan Honda Tiger langsiran lawas. Bracket stoplamp menggunakan limbah motor trail tua di padu padankan dengan mika stoplamp Yamaha Byson. “Karena saya juga sering bepergian jauh atau touring, saya tambahkan aksesoris alumunium side pannier box yang mampu mengakomodir semua barang bawaan tanpa perlu repot membawa tas konvensional,” sebutnya.

Kesulitan yang dialami saat proses pengerjaan lebih ke bagian kelistrikan. dikarenakan motor ini memakai sistem injeksi, yang rangkaian kabel dan sensor-sensornya sangat banyak. “Saya harus meminta bantuan teman di daerah Gayam Jogja yang mempunyai bengkel BredSpeed untuk mengatur ulang kelistrikan di motor saya agar safety saat dipakain harian maupun perjalanan jauh luar kota,” tambahnya

Motor ini ia beri nama Jagad Lelembut, yang mengilhaminya sebagai dunia lain yg sering diperbincangkan orang dari semua kalangan. “Saya berharap “kewaguan” dari realisasi motor ini akan diingat dan menjadi refrensi banyak orang. Karena cukup banyak teman-teman saya di sosial media yang berkomentar bahwa ‘motor custom kok nganggo box, ramasuk’ dan pada akhirnya sampai hari ini Alhamdulillah banyak yang terinspirasi membangun motor kustom dengan aksesoris box termasuk yang bilang ‘ramasuk’,” tutup Harun. A114/2018
BIKE NAME : Jagad Lelembut
BUILDER : Wendi Purnama Putra
WORKSHOP : WBike Custom Garage
WORKSHOP ADDRESS : Jl. Ringin Putih KG 2 No. 490 Tinalan, Kotagede, Yogyakarta 55172
OWNER : Harun Nur Cahyono